definisi cinta

 

Sering kita membaca berita di media cetak dan mendengar/melihat tayangan di media elektronik…..gara-gara tidak direstui orang tuanya,
sepasang kekasih nekat bunuh diri….karena dibakar api cemburu,
seorang suami tega membunuh istrinya sendiri….Atau lihatlah disekitar kita…..sepasang ABG berduaan dengan sangat mesra di tempat umum yang membuat kita merasa risih. Itukah cerminan dari sebuah cinta? Dan sebenarnya apa arti cinta itu sendiri? Kita juga sering mengalami kesulitan untuk mendefinisikan cinta. Seperti syair lagunya Michael Bolton “……you don’t know what is love….”. Saking sulitnya memahami apa itu cinta,
Dewa,
salah satu group band yang digandrungi anak muda zaman sekarang,
menyebut “cinta adalah misteri”

definisi cinta menurut wikipedia adalah sebagai berikut :

cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:

    Perasaan terhadap keluarga
    Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
    Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
    Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu, atau cinta eros
    Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
    Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
    Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
    Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
    Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme

Terminologi

Penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape dan storge. Namun demikian perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:

    Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros.
    Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia.
    Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape.
    Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge.

Etimologi

Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.

Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:

    Perasaan
    Pengenalan
    Tanggung jawab
    Perhatian
    Saling menghormati

Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: care, responsibility, respect, knowledge muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak ada tanggung jawab pada si anak. Sementara tanggung jawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan, dan individu lainnya pada sikap otoriter.
Jenis-jenis cinta

Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf.

Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dan lain-lain. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.

Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya
Cinta antarpribadi

Cinta antarpribadi menunjuk kepada cinta antara manusia. Bentuk ini lebih dari sekadar rasa kesukaan terhadap orang lain. Cinta antarpribadi bisa mencakup hubungan kekasih, hubungan orangtua dengan anak, dan juga persahabatan yang sangat erat.

Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antarpribadi:

    Kasih sayang: menghargai orang lain.
    Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain (yang tidak dimiliki oleh banyak orang).
    Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan (bukan saling memanfaatkan).
    Komitmen: keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu hubungan.
    Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa.
    Kekerabatan: ikatan keluarga.
    Passion: hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
    Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di dalamnya hubungan seksual.
    Kepentingan pribadi: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
    Pelayanan: keinginan untuk membantu dan atau melayani.

Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik, hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau di luar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobi yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.
sedangkan definisi cinta menurut pandangan islam adalah sebagai berikut

Sedangkan Cinta menurut pandangan ISLAM adalah sebagi berikut :

Kata cinta dalam Al Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan Wudda (mawaddah), keduanya memiliki erti yang sama yaitu menyukai, senang, menyayangi.Sebagaimana dalam surah Ali Imram (14) :
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).” Dalam ayat ini Hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali baik manusia beriman maupun manusia durjana.

Dari penbacaan saya terdapat satu hadis mengenai cinta,tetapi saya lupa dari siapa perawinya,disini saya kongsikan buat tatapan semua :

“man ahabba syai’an fa huwa `abduhu”, Barang siapa yang mencitai sesuatu pasti dia akan diperbudak olehnya. Berikut ini akan saya bahas erti cinta menurut Alquran.

Menurut hadis Nabi, orang yang sedang  jatuh cinta cenderung  selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu),kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga,

ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
(3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemahuan orang lain atau diri sendiri.
Didalam Al- Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “menyayangi”. Orang yang memiliki cinta jenis Mawaddah, mahunya selalu berduaan, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak biasa berfikiran lain.

2. Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis Rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya disbanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meskipun untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta Rahmah adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam Al- Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni

orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologi  kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi ertinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta Mawaddah dan Rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin,dunia akhirat.

3. Cinta Mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga tidak menpedulikan hal-hal lain, cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis Mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta Syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, kerinduan dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) biasanya seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tidak menyedari apa yang dilakukan. Al- Qur’an menggunakan terma Syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada Nabi Yusuf.

5. Cinta Ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tegas membangunkannya untuk solat, membelanya meskipun salah. Al- Qur’an menyebut terma ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta Ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini khusus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

“Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali sebat; dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan belas kasihan terhadap keduanya dalam menjalankan hukum ugama Allah, jika benar kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat; dan hendaklah disaksikan hukuman siksa yang dikenakan kepada mereka itu oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”.

6. Cinta Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al- Qur’an menyebut terma ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf  berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).

Yusuf (merayu kehadrat Allah Taala dengan) berkata: “Wahai Tuhanku! Aku lebih suka kepada penjara dari apa yang perempuan-perempuan itu ajak aku kepadanya. Dan jika Engkau tidak menjauhkan daripadaku tipu daya mereka, mungkin aku akan cenderung kepada mereka, dan aku menjadi dari orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya”.

7. Cinta Syauq (rindu). Terma ini bukan dari Al -Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan Al_Qur’an. Dalam surah Al `Ankabut ayat 5 dikatakan : “bahawa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba”. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi.

8. Cinta Kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif  meskipun sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut A-l Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286).
Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): “Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir”.
Jika kita melihat kepada sejumlah kitab tafsir, maka akan ditemukan begitu banyak pendapat para ulama tentang Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah (QS Ar-Rum: 21).

Rujukan : kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin dan taksir Al-Quran.
Menarik memang membahas masalah cinta,
bahkan Syaikhul Islam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah menerbitkan sebuah kitab cinta yang berjudul Raudhah Al Muhibbin wa Nuhzah Al Musytaqin. Kitab ini mengartikan cinta dalam tiga pengertian,
yaitu:

1. Seperti singa dan pedang

2. Seperti bencana besar

3. Seperti arak yang memabukkan

Dramatis memang pengertian cinta ini,
seolah cinta itu tiada yang berkonotasi positif. Tiga pengertian ini menyatu didalam cinta,
sehingga muncul hampir enam puluh istilah untuk cinta,
diantaranya adalah: kasih sayang (al-mahabbah),
kerinduan(as sabwah),
nafsu(al hawa),
cinta yang membara(al jawa),
sakit karena cinta(ad danafu),
derita(al wasabu),
kasih yang tulus(al wuddu) dan sahabat(al khilmu).

Tapi benarkah tidak ada definisi cinta yang baku sehingga kita selalu mencari dan bingung mengartikan cinta. Atau sebenarnya cinta adalah sesuatu yang sangat relatif sehingga bisa diartikan oleh siapa saja sesuai dengan keinginannya. Seperti yang sering dsitir oleh para penyair ”biarkan cinta tetap cinta?”

Menurut penulis,
mengetahui apa itu cinta adalah sesuatu yang penting,
karena kegagalan memahami cinta membawa kepada kesalahan mengekspresikan cinta dalam kehidupan ini. Kesalahan itu bisa berakibat fatal seperti kasus bunuh diri sepasang kekasih dan pembunuhan istri oleh suaminya sendiri atau pelanggaran moral etika seperti sepasang ABG mesra tadi. Kasus ini setidaknya bisa menggambarkan cinta seperti pendapat Al Jauziyah. Dan itu hanya sedikit contoh dari sekian banyak kisah cinta yang ada.

Sebagai seorang muslim sebenarnya kita tidak perlu bingung mengartikan cinta,
karena semuanya telah diatur dalam Al Quran dan Hadits. Islam menempatkan cinta sebagaimana firman Allah SWT dalam QS At Taubah ayat 24:

“Katakanlah: jika bapak-bapak,
saudara-saudara,
istri-istri,
kaum keluarga,
harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu sukai daripada Allah dan Rasulnya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya."

Dan Allah tidak memberi petunjuk bagi orang-orang yang fasiq. Berdasarkan ayat tersebut dapat kita buat hirarki cinta sebagai berikut:

1. Mahabbatullah wa Rasulullah(mencintai Allah dan Rasulnya)

2. Mahabbatunnas(mencintai manusia) dan

3. Mahabbatul maal(mencintai harta)

Dalam perspektif substansinya,
mahabbatullah disebut sebagai cinta ilahi,
cinta langit atau cinta primer,
sedangkan mahabbatunnas dan mahabbatul mal disebut cinta makhluk,
cinta bumi atau cinta sekunder.

Cinta adalah panggilan hati,
ekspresi dan konsekuensi,
begitulah kata Kahlil Gibran dalam syairnya:
“Pabila cinta memanggilmu,
ikutlah dia walau jalannya terjal berliku-liku Dan pabila sayapnya merangkummu pasrah dan menyerahlah walau pedang yang tersembunyi Disela sayap itu melukaimu“

Islam memandang panggilan hati,
ekspresi dan konsekuensi cinta ilahi,
yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para sahabat. Al Jauziyah menggambarkan betapa tulusnya cinta tersebut sebagaimana syairnya: “Kupunya sekeping hati yang ditebari cinta  karena cinta dia rela menghadap penyiksa Cinta merebut dirimu dengan pengorbanan jiwa kan kutebus pula sesuatu diatas jiwa”

Sedangkan dalam hubungannya dengan cinta makhluk Imam Ali bin Abi Thalib r.a. telah memberikan nasehat kepada kita “Cintailah kekasih Anda sekadarnya saja,
karena bisa jadi pada suatu hari dia akan menjadi orang yang membencimu. Dan bencilah orang yang membencimu sekedarnya saja,
karena bisa jadi suatu hari dia akan menjadi kekasih Anda”  Itulah cinta! Semoga kita bisa memahaminya,

Comments