Perubahan yang hakiki
tidak cukup sekedar dengan perubahan orang, tetapi juga harus ada
perubahan sistem secara mendasar dan menyeluruh. Bila kita
menginginkan perubahan sistem, apalagi ideologi, kita tidak bisa
berharap pada pemilu, sebab pemilu tidak menawarkan hal itu. Lagi
pula, dalam kenyataannya, perubahan rezim dan sistem, mislanya dari
rezim orde lama ke orde baru, juga dari orde baru ke orde reformasi,
begitu juga perubahan-perubahan besar di berbagai negara di dunia,
termasuk apa yang terjadi di sejumlah negara timur tengah belakangan
ini, tidaklah terjadi melalui pemilu termasuk pilpres mendatang.
Semua keburukan yang
terjadi saat ini, mulai dari lahirnya peraturan perundang-undangan
yang buruk, pemimpin yang buruk, wakil rakyat yang korup dan
sebagainya, pangkalnya adalah demokrasi dan penerapan sistem sekular.
Karena itu, selama dua hal itu ada, keburukan tidak akan hilang.
Sebaik apapun orang yang di pilih dalam sistem itu, hasilnya akan
tetap buruk, karena yang membuat buruk adalah sistem itu sendiri.
Jadi, kalo kita ingin benar-benar menghentikan keburukan, sistem
demokrasi dan sistem sekular itu harus di buang jauh-jauh dari negeri
ini.
Perubahan hakiki, yakni
perubahan sistem dan orang itu, harus kita perjuangkan. Sebab
perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya. Perjuangan itu harus
kita lakukan terorganisir dan berjamaah. Dalam hal ini, peran partai
politik sangat vital. Partai harus melakukan pengkaderan, pembentukan
kesadaran umum tentang islam di tengah masyarakat dan thalabun
nushrah, inilah jalan yang hak, yang di jamin akan menghasilkan
kemenanngan hakiki dan tegaknya al-haq, yaitu penerapan syariah
secara khaffah dalam naungan khalifah.
Comments