Pemilu Untuk Perubahan (PART III) Mewujudkan Perubahan hakiki



Perubahan yang hakiki tidak cukup sekedar dengan perubahan orang, tetapi juga harus ada perubahan sistem secara mendasar dan menyeluruh. Bila kita menginginkan perubahan sistem, apalagi ideologi, kita tidak bisa berharap pada pemilu, sebab pemilu tidak menawarkan hal itu. Lagi pula, dalam kenyataannya, perubahan rezim dan sistem, mislanya dari rezim orde lama ke orde baru, juga dari orde baru ke orde reformasi, begitu juga perubahan-perubahan besar di berbagai negara di dunia, termasuk apa yang terjadi di sejumlah negara timur tengah belakangan ini, tidaklah terjadi melalui pemilu termasuk pilpres mendatang.

Semua keburukan yang terjadi saat ini, mulai dari lahirnya peraturan perundang-undangan yang buruk, pemimpin yang buruk, wakil rakyat yang korup dan sebagainya, pangkalnya adalah demokrasi dan penerapan sistem sekular. Karena itu, selama dua hal itu ada, keburukan tidak akan hilang. Sebaik apapun orang yang di pilih dalam sistem itu, hasilnya akan tetap buruk, karena yang membuat buruk adalah sistem itu sendiri. Jadi, kalo kita ingin benar-benar menghentikan keburukan, sistem demokrasi dan sistem sekular itu harus di buang jauh-jauh dari negeri ini.

Perubahan hakiki, yakni perubahan sistem dan orang itu, harus kita perjuangkan. Sebab perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya. Perjuangan itu harus kita lakukan terorganisir dan berjamaah. Dalam hal ini, peran partai politik sangat vital. Partai harus melakukan pengkaderan, pembentukan kesadaran umum tentang islam di tengah masyarakat dan thalabun nushrah, inilah jalan yang hak, yang di jamin akan menghasilkan kemenanngan hakiki dan tegaknya al-haq, yaitu penerapan syariah secara khaffah dalam naungan khalifah.

Comments